Tes Kecerdasan Culture Fair dirancang sedemikian rupa, sehingga pengaruh kelancaran verbal, kondisi budaya, dan tingkat pendidikan terhadap hasil tes diperkecil (Cattell, 1973).
Tes kecerdasan Culture Fair berusaha menghindari antara lain: unsur-unsur : bahasa, kecepatan, dan isi yang terikat budaya. Tes ini diciptakan oleh Cattell pada ahun 1920-an, mengalami beberapa kali revisi dan penelitian untuk mengetahui tingkat validasi. Dalam tahun 1949, skala culture fair mengalami revisi, dan hasilnya tetap dipakai sampai sekarang
Tujuan utama rancangan dan susunan tes CFIT yaitu:
- Menciptakan instrumen yang secara psikometria sehat, berdasar teori yang komperehensif, dengan validitas dan reliabilitas semaksimal mungkin.
- Memperkecil pengaruh budaya-budaya dan kondisi masyarakat yang tidak relevan, tetapi tetap mempertahankan kegunaan prediktif untuk berbagai tingkah laku konkrit.
- Pelaksanaan penyajian dan penyekoran yang sangat mudah dan penggunaan waktu tes yang relative ekonomis.
- Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan.
Disusun Oleh :
Dhany Wijanarko
BK B 2009 UNS Surakarta